Mafia Kopi Papua

Blog ini kami munculkan setelah hampir sepuluh tahun kami bergumul dengan segala macam permainan tidak sehat dalam bisnis Kopi Papua.

Sebenarnya tidak perlu kami buat blog khusus, tetapi tujuan utama pembuatan blog ini ialah mengajar semua Orang Asli Papua atau orang Papua Asli supaya menyadari dan mengenal dan meyakini bahwa apa yang diuraikan dalam blog ini ada, tersebar, dan beroperasi secara nyata di segala lini kehidupan, di mana-mana di seluruh Tanah Papua. Yang kami tunjukkan di sini dari aspek Bisnis Kopi Paupa, tetapi kami bermaksud memberikan pengalaman kami sebagai dasar pembelajaran bagi semua pihak di Tanah Papua supaya belajar berbisnis secara profesional, dengan niat tulus untuk membangun tanah Papua, bukan dalam rangka kesempatan dalam kesempitan, bukan dalam rangka mumpung masih punya jabatan di pemerintah, bukan juga dalam rangka mematikan sama sekali masa depan bangsa Papua.

Semoga blog ini menjadi pelita kecil dalam kegelapan Dunia Bisnis Kopi di Tanah Papua sebagai bagian dari bisnis pada umumnya.

Yang kami sebut sebagai Mafia Kopi Papua ialah para tengkulak, penadah dan pemain yang pada prinsipnya tidak memperdulikan petani Kopi, apalagi nasib bisnis Kopi di Tanah Papua.

Ada tiga jenis mafia Kopi Papua, pertama dari Plat Merah, kedua dari Plat Kuning dan ketiga dari Plat Spesial.

  1. Pertama dari para mafia Koi Papua plat Spesial punya tujuan akhir merusak citra Kopi Papua, merusak nama baik, citarasa Kopi Papua. Mereka punya anggaran cukup besar, dioperasikan untuk merusak masa depan orang Papua sehingga tidak ada orang Papua yang nyata menjadi pengusaha, tidak ada petani yang nyata menjadi kaya dari Kopi yang ditanam dan dijual oleh para petani. Alasannya sangat politis, tetapi sama sekali tidak manusiawi.

    Para mafia kopi plat spesial tidak punya orientasi bisnis, tidak juga punya hati baik untuk menolong para petani Kopi Papua. Tujuan akhirnya ialah memelihara orang Papua tetap miskin, tetap melarat, tetap tidak punya apa-apa. Mereka beroperasi menggunakan orang lokal yang lugu, yang memanggil dirinya tokoh gereja, juga tokoh masyarakat dan bahkan tokoh TPN/OPM. Mereka berkoar-koar berpidato untuk Kopi Papua dipasarkan di seluruh dunia dan diekspor, tetapi mereka sendiri tidak pernah mengekspornya.
  2. Kedua para mafia plat kuning, mereka sebenarnya tidak punya keahlian, tidak dapat memberikan jawaban kepada konsumen tentang kualitas kopi, dia juga tidak punya petani kopi. Mereka muncul sebagai pahlawan siang bolong, muncul di TV dan radio, berbicara mereka telah banyak berbuat untuk petani Kopi Papua, melupakan organisasi petani Kopi Papua, mereka menganggap perusahaan mereka yang terbaik dan berbuat banyak untuk petani Kopi. Mereka punya target terakhir mencari keuntungan perusahaan mereka, bukan membantu petani. Mereka gesit, dan kebanyakan sangat kasar.
  3. Ketiga, Mafia Plat Merah, mereka ini adalah orang-orang dengan uang, dan dengan kekuasaan. Para mafia plat kuning punya uang tetapi tidak punya kuasa, sedangkan mafia plat merah sebenarnya tidak punya uang tetapi menganggap diri punya uang karena mereka dapat dari Anggaran Pemerintah yang mereka sendiri anggarkan dan mereka sendiri belanjakan. Mafia Kopi Papua plat merah ini ada karena para oknum pejabat menjadi pengusaha kopi Papua, sementara mereka mengatasnamakan rakyat dan petani Kopi, sebenarnya isteri mereka, anak mereka, pembantu mereka-lah yang menjalankan bisnisnya. Ujung-ujungnya kalau sang pejabat lengser dari singgasana, maka plat merah dan duit merah juga ikut terlengser. Lalu petaninya dikemanakan?

    Sudah menjadi rahasia umum isteri pejabat, anak pejabat, pembantu pejabat, supir pejabat diberi jabatan direktur perusahaan dan usaha dijalankan atas dasar kekuasaan yang ada di dalam pemerintahan, tetapi dijalankan oleh orang yang dipasang oleh sang penguasa. Ini sangat nyata, dapat dilihat dengan terang-benderang di Tanah Papua, mulai dari Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua sampai kabupaten, mulai dari Kepala Dinas Perkebunan Provinsi sampai ke Kabupaten/ Kota.
Kalau yang main di lapangan "Kopi Papua" ialah para mafia dengan seragamnya masing-masing, dengan waktu permainan dan lapangan permainan masing-masing, memasang pemain masing-masing, maka kita dapat bayangkan betapa kacaunya permainan itu.

Koperasi Serba Usaha Baliem Arabica sebagai exportir tunggal Kopi Papua, dan bahkan satu-satunya eksportir produk unggulan Papua menyesalkan bahwa realitas ini tercipta di Tanah Papua, dan masih asja dipelihara.

Seandainya saja orang nomor satu di Tanah Papua tahu, atau walaupun tahu tetapi seandainya saja dia bertindak, makan semua ini pasti tidak ada. Seandainya saja Joko Widodo tahu hal-hal ini, kami tahu hal ini tidak akan dibiarkan terjadi, karena ini merusak citra Indonesia di mata orang Papua, merusak citra bisnis Papua, merusak masa depan entrepreneurship di Tanah Papua.

No comments:

Post a Comment